Jumat, 17 Februari 2012

TRIZ


TRIZ adalah akronim dari bahasa Rusia: Teoriya Resheniya  Izobretatelskikh  Zadatch  (The Theory of Inventive Machine). TRIZ disusun berdasarkan pada ide bahwa banyak masalah teknis mendasar yang dihadapi para insinyur sebenarnya sudah pernah dipecahkan bahkan pada industri yang benar-benar berbeda, dalam situasi yang benar-benar berbeda, yang menggunakan teknologi yang berbeda. Dengan TRIZ akan dapat dilakukan inovasi secara sistematis, dan tidak perlu dilakukan trial and error. Para praktisi TRIZ memiliki rating pengembangan produk baru yang tinggi, juga ide-ide yang dipatenkan tentunya. Untuk  memahami TRIZ dengan baik, ada baiknya kita ketahui sejarah yang melatarbelakanginya.
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh Genrikh Altshuller, seorang insinyur teknik mesin, penemu, dan investigator hak paten angkatan laut Uni Sovyet. Setelah Perang Dunia ke II, Altshuller  diberi tugas oleh pemerintah  Uni Sovyet untuk studi mengenai hak paten di seluruh dunia dan mencari strategi teknologi bagi Uni Soviet mengenai hal itu. Ia mencatat bahwa beberapa prinsip yang sama telah digunakan berkali-kali oleh IV – 15 industri yang sama sekali berbeda ( sering kali terpaut bertahun-tahun ) untuk memecahkan masalah yang sama ( Ullmann, 1997 ). Altshuller menyusun ide bahwa penemuan bisa diorganisasikan, dan dikumpulkan berdasarkan fungsi daripada sistem index yang lazim pada saat itu.
Dari temuannya itu, Altshuller mulai mengembangkan basis pengetahuan  lanjutan, yang mengandung banyak sekali temuan bidang fisika, kimia, dan efek geometri bersamaan dengan dasar-dasar keteknikan, fenomena dan pola evolusi penemuan ilmiah. Sejak 1950-an, dia telah menerbitkan banyak buku dan artikel  keteknikan dan mengajarkan TRIZ kepada ribuan pelajar Uni Sovyet. Studi pendahuluan Altshuller pada akhir 1940-an berkisar pada 400.000  paten. Hari ini jumlah paten yang dikumpulkan mencapai 2,5 juta paten. Data yang sekian banyak telah menuntun beragam metode TRIZ. Secara umum, Altshuller mengelompokkan pemecahan permasalahan yang ada pada literatur paten ke dalam lima level :
 Level 1 : solusi desain yang rutin melalui metode yang telah diketahui pada permasalahan khusus. Kategori ini mencakup 30 persen dari total.
 Level 2 : koreksi minor pada sistem yang sudah ada dengan menggunakan metode yang telah ada di dalam industri. Mencakup 45 persen dari total.
 Level 3 : perbaikan yang bersifat fundamental terhadap sistem yang sudah ada yang menyelesaikan kontradiksi  di industri. 20 persen dari total. Di sinilah proses desain kreatif terjadi.
 Level 4: solusi berdasarkan aplikasi prinsip ilmiah yang baru untuk menjalankan fungsi utama desain. 4 persen dari total.
 Level 5 : penemuan pioner berbasis penemuan teknologi baru. Kurang dari 1 persen.
TRIZ ditujukan untuk memperbaiki design concepts pada level 3 dan 4, dimana aplikasi langsung benda teknik praktis, tidak menghasilkan hasil akhir yang diinginkan. Teknik kontradiksi konvensional mampu memecahkan masalah trade-off, akan tetapi TRIZ bertujuan menghapus kebutuhan terhadap kompromi. Karena TRIZ lebih terstruktur dari brainstorming dan teknik kreatif lainnya, TRIZ mulai dapat diterima dan dipelajari di Amerika Serikat.

Pada metode TRIZ, semua permasalahan  dibagi ke  mini-problem dan maxi problem. Mini-problem terjadi ketika kekurangan berusaha diperbaiki atau dihilangkan tetapi sistem tetap tidak berubah. Maxi-problem adalah problem yang timbul ketika sistem yang baru ditemukan berdasarkan prinsip fungsi yang baru. Sistem conflict atau kontradiksi terjadi ketika usaha untuk memperbaiki beberapa atribut sistem membawa ke arah yang lebih buruk pada sistem yang lain. Konflik yang biasa terjadi adalah  reliability vs complexity,  productivity vs accuracy, strength vs ductility, dan lain-lain ( Dieter, 2000 ). TRIZ berusaha menggunakan solusi kreatif untuk menanggulangi konflik pada sistem. Untuk menyelesaikan konflik itu, Altshuller menyusun 40 prinsip TRIZ sebagai berikut:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar